Belajar theater Dasar
Teknik dasar pelatihan teater terdiri dari 3 latihan dasar, antara lain:
1. Olah vokal
Olah vokal merupakan latihan dasar yang sangat vital dalam pembentukan “jiwa” seorang aktor.Olah vokal ini dimaksudkan agar seorang aktor dapat memproduksi suara yang memiliki artikulasi jelas, memiliki kekuatan, bahkan membentuk warna suara. Pelatihan ini dapat dimulai dengan olah pernafasan, yaitu dengan menarik nafas dari hidung dan dikeluarkan
melalui mulut. Pernafasan yang baik akan memproduksi vokal yang baik pula. Lakukanlah teknis pernafasan secara santai dengan posisi tubuh tegak dan konsentrasi baik dengan menutup mata atau pun dengan terbuka. Langkah kedua, dengan melakukan teknik pernafasan serupa namun keluarkan nafas dengan vokal atau suara “aaaaaaa!” sepanjang nafas, lakukan intensif dengan vokal yang lain
baik “i-u-e-o”. Usahakan dengan pernafasan diafragma ( antara dada dan perut) sehingga suara dibentuk menjadi suara “berat” tidak ringan
dan “cempreng”. Latihan vokal lainnya dapat memproduksi/mengeluarkan suara a-i-u-e-o dengan “menembak”. Lakukanlah olah vokal ini
dengan selalu menggunakan teknik pernafasaN (baik dada, diafragma maupun perut). Variatifkan
teknik vokal ini dengan berbagai macam dinamik, tempo dan kenyaringan.
1. Olah tubuh
Olah tubuh merupakan dasar teater agar pemain memiliki kepekaan rasa natural sehingga tidak kaku saat tampil. Kepekaan ini juga harus secaara sadar untuk tidak melanggar “hukum
panggung”. Sebuah keharusan dalam hukum panggung bahwa aktor/aktris tidak boleh membelakangi penonton (kecuali panggung arena) dan wajib selalu menampilkan wajahnya
tanpa tertutupi apa pun, kecuali kepentingan skenario/naskah. Lakukan pembiasaan ini dengan memulai dari gerakan tangan, berjalan hingga
posisi di atas panggung. Contoh jangan menunjuk ke arah kiri dengan tangan kanan, namun menggunakan tangan kiri, begitu pula sebaliknya.
Hal ini dilakukan agar lengan pada tangan kananBjika menunjuk ke arah kiri tidak menutupi wajah dan seakan tubuh membelakangi penonton.
Latihan pada olah tubuh selin mengetahui ”hukum panggung” tadi diantaranya denganmelakukan
gerakan layaknya senam tubuh. Namun senam ini dilakukan dengan menggerakkan tubuh melalui konsentrasi pada musik dan bebas ekspresif untuk mengekspresikan gerakan tubuhnya. Hal ini dimaksudkan agar tubuh dibiasakan rileks dengan gerakan natural sehingga membiasakan tubuh tidak kaku pada saat di atas panggung. Inti utama dari gerakan tubuh pemain teater adalah
timing gerakan sesuai ucapan dan lakukan gerakan natural tanpa kekakuan.
1. Olah sukma
Olah sukma merupakan teknik dasar yang membentuk kealamian dan “ketulusan” dalam melakukan peran. Olah sukma mengambil peranan penting dalam pembentukan seorang
pemain karena hal ini akan memudahkan pemain untuk menelusuri penghayatan peran Latihan
untuk olah sukma ini adalah berupa latihan mimik wajah dan penghayatan. Latihan mimik dapat dengan melakukan senam wajah dan makukan
ekspresi wajah marah, sedih, murung, menangis, senang tanpa mengeluarkan suara. Hal ini dapat dievaluasi dari menatap ekspresi wajah tersebut
melalui cermin. Latihan mimik yang efektif dapat melakukan dengan cara berpasangan, yaitu dengan cara salah satu pemain diminta diam tanpa ekspresi dengan menatap wajah rekannya yang berusaha “mengganggu” konsentrasi dengan cara membentuk mimik wajah yang lucu tanpa
suara. Untuk latihan penghayatan, dapat dengan melakukan “pengalaman imajinasi” perasaan, Pengalaman imajinasi dapat dibentuk dengan
bantuan alat bantu seperti musik instrumental dan menutupkan mata. Lakukan hal tersebut
dengan rileks serta tetap melakukan olah pernafasan. Bentuk perasaan dengan berbagai “situasi hati”, baik senang, sedih, marah, bingung
serta berbagai ekspresi lainnya. Selain olah penghayatan, mimik, dalam olah sukma juga harus menempa mental pemain. Mental pemain ini memerlukan komitmen tegas dari calaon aktor/aktris untuk “memutuskan urat malunya”.
Latihan mental ini dapat dilakukan dengan bertindak “aneh” dihadapan orang banyak, namun di dalam diri ditanamkan keyakinan bahwa hal
tersebut merupakan bentuk ekspresi seni.
Memang hal ini biasanya jarang dilakukan secara individu, dan kadang dilakukan secara kolektif sehingga tidak dikatakan orang gila.
Cr:
Xoxo Nufa
1. Olah vokal
Olah vokal merupakan latihan dasar yang sangat vital dalam pembentukan “jiwa” seorang aktor.Olah vokal ini dimaksudkan agar seorang aktor dapat memproduksi suara yang memiliki artikulasi jelas, memiliki kekuatan, bahkan membentuk warna suara. Pelatihan ini dapat dimulai dengan olah pernafasan, yaitu dengan menarik nafas dari hidung dan dikeluarkan
melalui mulut. Pernafasan yang baik akan memproduksi vokal yang baik pula. Lakukanlah teknis pernafasan secara santai dengan posisi tubuh tegak dan konsentrasi baik dengan menutup mata atau pun dengan terbuka. Langkah kedua, dengan melakukan teknik pernafasan serupa namun keluarkan nafas dengan vokal atau suara “aaaaaaa!” sepanjang nafas, lakukan intensif dengan vokal yang lain
baik “i-u-e-o”. Usahakan dengan pernafasan diafragma ( antara dada dan perut) sehingga suara dibentuk menjadi suara “berat” tidak ringan
dan “cempreng”. Latihan vokal lainnya dapat memproduksi/mengeluarkan suara a-i-u-e-o dengan “menembak”. Lakukanlah olah vokal ini
dengan selalu menggunakan teknik pernafasaN (baik dada, diafragma maupun perut). Variatifkan
teknik vokal ini dengan berbagai macam dinamik, tempo dan kenyaringan.
1. Olah tubuh
Olah tubuh merupakan dasar teater agar pemain memiliki kepekaan rasa natural sehingga tidak kaku saat tampil. Kepekaan ini juga harus secaara sadar untuk tidak melanggar “hukum
panggung”. Sebuah keharusan dalam hukum panggung bahwa aktor/aktris tidak boleh membelakangi penonton (kecuali panggung arena) dan wajib selalu menampilkan wajahnya
tanpa tertutupi apa pun, kecuali kepentingan skenario/naskah. Lakukan pembiasaan ini dengan memulai dari gerakan tangan, berjalan hingga
posisi di atas panggung. Contoh jangan menunjuk ke arah kiri dengan tangan kanan, namun menggunakan tangan kiri, begitu pula sebaliknya.
Hal ini dilakukan agar lengan pada tangan kananBjika menunjuk ke arah kiri tidak menutupi wajah dan seakan tubuh membelakangi penonton.
Latihan pada olah tubuh selin mengetahui ”hukum panggung” tadi diantaranya denganmelakukan
gerakan layaknya senam tubuh. Namun senam ini dilakukan dengan menggerakkan tubuh melalui konsentrasi pada musik dan bebas ekspresif untuk mengekspresikan gerakan tubuhnya. Hal ini dimaksudkan agar tubuh dibiasakan rileks dengan gerakan natural sehingga membiasakan tubuh tidak kaku pada saat di atas panggung. Inti utama dari gerakan tubuh pemain teater adalah
timing gerakan sesuai ucapan dan lakukan gerakan natural tanpa kekakuan.
1. Olah sukma
Olah sukma merupakan teknik dasar yang membentuk kealamian dan “ketulusan” dalam melakukan peran. Olah sukma mengambil peranan penting dalam pembentukan seorang
pemain karena hal ini akan memudahkan pemain untuk menelusuri penghayatan peran Latihan
untuk olah sukma ini adalah berupa latihan mimik wajah dan penghayatan. Latihan mimik dapat dengan melakukan senam wajah dan makukan
ekspresi wajah marah, sedih, murung, menangis, senang tanpa mengeluarkan suara. Hal ini dapat dievaluasi dari menatap ekspresi wajah tersebut
melalui cermin. Latihan mimik yang efektif dapat melakukan dengan cara berpasangan, yaitu dengan cara salah satu pemain diminta diam tanpa ekspresi dengan menatap wajah rekannya yang berusaha “mengganggu” konsentrasi dengan cara membentuk mimik wajah yang lucu tanpa
suara. Untuk latihan penghayatan, dapat dengan melakukan “pengalaman imajinasi” perasaan, Pengalaman imajinasi dapat dibentuk dengan
bantuan alat bantu seperti musik instrumental dan menutupkan mata. Lakukan hal tersebut
dengan rileks serta tetap melakukan olah pernafasan. Bentuk perasaan dengan berbagai “situasi hati”, baik senang, sedih, marah, bingung
serta berbagai ekspresi lainnya. Selain olah penghayatan, mimik, dalam olah sukma juga harus menempa mental pemain. Mental pemain ini memerlukan komitmen tegas dari calaon aktor/aktris untuk “memutuskan urat malunya”.
Latihan mental ini dapat dilakukan dengan bertindak “aneh” dihadapan orang banyak, namun di dalam diri ditanamkan keyakinan bahwa hal
tersebut merupakan bentuk ekspresi seni.
Memang hal ini biasanya jarang dilakukan secara individu, dan kadang dilakukan secara kolektif sehingga tidak dikatakan orang gila.
Cr:
Xoxo Nufa
Komentar
Posting Komentar